08 Februari, 2012

SENI MEMOTIVASI


Apa itu Motivasi?
            Secara sederhana, motivasi adalah dorongan. Sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan, bisa disebut sebagai motivasi. Semakin besar motivasi seseorang, semakin mudah ia mengerjakan apa yang ia inginkan. Semakin lemah motivasinya, semakin sulit juga membuatnya melakukan apa yang diharapkan.
            Misalnya, membuat anak senang belajar. Kalau siswa memiliki motivasi rendah terhadap belajar, ia akan sangat malas untuk belajar. Maka, siswa perlu diberikan motivasi agar semangat belajarnya membara.
            Tapi, ada yang perlu diingat. Memberikan motivasi haruslah dengan cara yang tepat. Motivasi yang tidak tepat, hanya akan berakibat jelek. Mungkin tidak sekarang, tapi pasti di masa-masa mendatang.
            Contohnya Adi. Karena malas, ia dipukul oleh ayahnya. Akhirnya, karena takut dipukul, Adi pun belajar…. dengan enggan. Adi memang belajar. Tapi dalam pikirannya ia menganggap bahwa belajar itu sebagai ‘hukuman’. Sesuatu yang tidak menyenangkan. Apa akibatnya ke depan? Ia pun membenci belajar.
            Maka, memberi motivasi tidak hanya memerlukan niat yang baik. Tapi juga metode atau cara yang tepat. Sehingga motivasi kita tidak salah alamat, tapi tepat sesuai tujuannya: membakar semangat.


Empat Prinsip Motivasi Ampuh

1. Munculkan Kesan
Cobalah eksperimen kecil ini : Jangan memikirkan gorila. Jangan bayangkan gorilla itu mengenakan celana ketat ungu, sepatu tenis hijau, dan topi. Nah eksperimen selesai.
Apa yang terjadi ? Agar tidak memikirkan gorilla berpakaian aneka warna tersebut, anda harus menciptakan citranya terlebih dahulu. Otak Anda secara alamiah menciptakan, menyunting, menyimpan dan mengeluarkan kembali citra dalam benak. Ini terjadi secara otomatis dan secara langsung dipengaruhi oleh kata-kata yang anda dengar.
Otak manusia senantiasa menciptakan citra. Saat mendengar kata, otak anda segera memprosesnya menjadi citra. Citra atau kesan ini memulai efek domino, menimbulkan banyak asosiasi. Misalnya, saat Anda mendengar kata bola. Otak anda segera memprosesnya menjadi citra yang tersimpan bola basket, bola tenis. Seringnya asosiasi yang tercipta berlawanan, atau setidaknya tidak sesuai dengan konsep dalam komunikasi yang didengar.
Susunlah perkataan berikut agar menimbulkan citra yang dapat memacu belajar :
“Anak-anak, bagian bab ini paling sulit dan membosankan, jadi kalian harus waspada jika tidak ingin gagal.”
Kesan apa yang diciptakannya ? Kesulitan, kebosanan, bahaya dan kegagalan. Bandingkan dengan kesan dari perkataan berikut :
            “Ini merupakan bagian yang paling menantang. Simaklah baik-baik, supaya kalian memahaminya.”
Pilihlah secara sadar perkataan yang menimbulkan asosiasi positif, paculah pembelajaran dan tingkatkan komunikasi.

2.  Arahkan Fokus
Gunakanlah prinsip arahkan fokus saat memberikan petunjuk. Tanyalah diri anda, “Dimana saya ingin siswa memusatkan perhatian mereka?” Lalu pilihlah kata-kata yang mengarahkan fokus mereka.
“ Jangan dekati perlengkapan seni saat kalian pindah ke kelompok kalian.”
Menarik perhatian ke perlengkapan seni. Hal ini malah akan meningkatakan kemungkinan siswa memperhatikan perlengkapan itu. Bedakan dengan yang ini :
“Cari tempat berkumpul ke kelompok kalian. Pindah langsung ke tempat itu dan bawa buku kalian.”
Tanpa menyebutkan perlengkapan seni dan dengan fokus yang jelas pada tempat yang dituju dan apa yang dibawa, Anda mengurangi kemungkinan siswa menemukan perlengkapan seni.
Kata-kata anda, sengaja atau tidak, membuka asosiasi. Karena asosiasi ini terjadi dalam benak siswa, kita dapat mengarahkan benak mereka pada asosiasi yang paling mendukung belajar. Sederhana, tapi hasilnya menakjubkan.

3. Inklusif
Bedakan dua perkataan berikut :
“Bapak ingin kalian mengeluarkan buku kalian, yang harus kalian lakukan berikutnya adalah mengeluarkan pekerjaan rumah yang kemarin. Bapak minta kalian mengumpulkan pekerjaan rumah yang kemarin.”
Dengan perkataan berikut
“Mari kita keluarkan buku, sekarang keluarkan pekerjaan rumah kalian. Sudah waktunya mengumpulkan bahan-bahan kita.”
Pernyataan kedua lebih menciptakan dinamika positif dan memacu serta meningkatkan hubungan kerja sama yang menyeluruh, mengajak setiap orang.

4. Spesifik
Ada peraturan tidak tertulis : Hemat bahasa. Dengan kata lain katakan apa yang perlu dikatakan dengan sejelas mungkin dan dengan jumlah sesedikit mungkin.



Komunikasi Nonverbal
            Penelitian Dr. Albert Mahrabian dari UCLA menghasilkan kesimpulan yang penting untuk kita. Utamanya, bagi yang ingin memotivasi orang lain dengan sangat efektif.
            Ternyata, kata-kata yang kita pilih akan berdampak pada komunikasi kita kepada orang lain sebesar 7 %. Sedangkan bagaimana kita menyuarakan-nya (volume suara, intonasi, jeda), berdampak 38 %. Lalu apa yang pengaruhnya hingga 55 % ? Betul sekali. Pada bahasa non-verbal kita.
1. Kontak Mata
            Pandanglah siswa-siswa anda tidak lebih dari tiga detik untuk setiap orang. Pandangan lebih dari tiga detik diartikan sebagai tatapan. Jangan memandang ke atas kepala siswa.
2. Ekspresi wajah
Wajah anda adalah alat komunikasi yang kuat. Pesan non-verbal yang dilakukan dengan alis terangkat, sunggingan senyum, dahi berkerut, anggukan kepala, mata lebar, dan mulut terbuka. Selanjutnya buatlah ekspresi wajah ketakjuban, kekagetan, kehangatan, kesedihan, kebahagiaan.
3. Nada Suara
Variasi suara sangat mempengaruhi informasi yang sangat biasa sekalipun. Selain itu, gerakan kepala, wajah akan membantu variasi suara.
4. Gerak Tubuh
            Gerakan tangan, tubuh, lengan yang alamiah dan terarah akan memberi penekanan pada pesan anda, menandai pernyataan kunci dan menangkap perhatian pelajar kinestetik dengan menyediakan gerakan hidup bagi suara anda.
5. Sosok (Postur)
            Kenyamanan dengan tubuh anda sendiri, gerakan dan tingginya menyebabkan siswa lebih santai.

          Andree Khalid Al Walid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar