Apa itu Motivasi?
Secara sederhana, motivasi
adalah dorongan. Sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
tindakan, bisa disebut sebagai motivasi. Semakin besar motivasi seseorang,
semakin mudah ia mengerjakan apa yang ia inginkan. Semakin lemah motivasinya,
semakin sulit juga membuatnya melakukan apa yang diharapkan.
Misalnya, membuat anak senang
belajar. Kalau siswa memiliki motivasi rendah terhadap belajar, ia akan sangat
malas untuk belajar. Maka, siswa perlu diberikan motivasi agar semangat
belajarnya membara.
Tapi, ada yang perlu diingat.
Memberikan motivasi haruslah dengan cara yang tepat. Motivasi yang tidak tepat,
hanya akan berakibat jelek. Mungkin tidak sekarang, tapi pasti di masa-masa
mendatang.
Contohnya Adi. Karena malas, ia
dipukul oleh ayahnya. Akhirnya, karena takut dipukul, Adi pun belajar…. dengan
enggan. Adi memang belajar. Tapi dalam pikirannya ia menganggap bahwa belajar
itu sebagai ‘hukuman’. Sesuatu yang tidak menyenangkan. Apa akibatnya ke depan?
Ia pun membenci belajar.
Maka, memberi motivasi tidak hanya
memerlukan niat yang baik. Tapi juga metode atau cara yang tepat. Sehingga
motivasi kita tidak salah alamat, tapi tepat sesuai tujuannya: membakar
semangat.
Empat Prinsip Motivasi
Ampuh
1. Munculkan Kesan
Cobalah eksperimen kecil ini : Jangan memikirkan gorila.
Jangan bayangkan gorilla itu mengenakan celana ketat ungu, sepatu tenis hijau,
dan topi. Nah eksperimen selesai.
Apa yang terjadi ? Agar tidak memikirkan gorilla
berpakaian aneka warna tersebut, anda harus menciptakan citranya terlebih
dahulu. Otak Anda secara alamiah menciptakan, menyunting, menyimpan dan
mengeluarkan kembali citra dalam benak. Ini terjadi secara otomatis dan secara
langsung dipengaruhi oleh kata-kata yang anda dengar.
Otak manusia senantiasa menciptakan citra. Saat
mendengar kata, otak anda segera memprosesnya menjadi citra. Citra atau kesan
ini memulai efek domino, menimbulkan banyak asosiasi. Misalnya, saat Anda
mendengar kata bola. Otak anda segera memprosesnya menjadi citra yang tersimpan
bola basket, bola tenis. Seringnya asosiasi yang tercipta berlawanan, atau
setidaknya tidak sesuai dengan konsep dalam komunikasi yang didengar.
Susunlah perkataan berikut agar menimbulkan citra yang
dapat memacu belajar :
“Anak-anak, bagian
bab ini paling sulit dan membosankan, jadi kalian harus waspada jika tidak
ingin gagal.”
Kesan
apa yang diciptakannya ? Kesulitan, kebosanan, bahaya dan kegagalan. Bandingkan
dengan kesan dari perkataan berikut :
“Ini
merupakan bagian yang paling menantang. Simaklah baik-baik, supaya kalian
memahaminya.”
Pilihlah
secara sadar perkataan yang menimbulkan asosiasi positif, paculah pembelajaran
dan tingkatkan komunikasi.
2. Arahkan Fokus
Gunakanlah prinsip arahkan fokus saat memberikan
petunjuk. Tanyalah diri anda, “Dimana saya ingin siswa memusatkan perhatian
mereka?” Lalu pilihlah kata-kata yang mengarahkan fokus mereka.
“ Jangan dekati
perlengkapan seni saat kalian pindah ke kelompok kalian.”
Menarik
perhatian ke perlengkapan seni. Hal ini malah akan meningkatakan kemungkinan
siswa memperhatikan perlengkapan itu. Bedakan dengan yang ini :
“Cari tempat
berkumpul ke kelompok kalian. Pindah langsung ke tempat itu dan bawa buku
kalian.”
Tanpa
menyebutkan perlengkapan seni dan dengan fokus yang jelas pada tempat yang
dituju dan apa yang dibawa, Anda mengurangi kemungkinan siswa menemukan
perlengkapan seni.
Kata-kata anda, sengaja atau tidak, membuka asosiasi.
Karena asosiasi ini terjadi dalam benak siswa, kita dapat mengarahkan benak
mereka pada asosiasi yang paling mendukung belajar. Sederhana, tapi hasilnya
menakjubkan.
3. Inklusif
Bedakan dua perkataan berikut :
“Bapak ingin kalian
mengeluarkan buku kalian, yang harus kalian lakukan berikutnya adalah
mengeluarkan pekerjaan rumah yang kemarin. Bapak minta kalian mengumpulkan
pekerjaan rumah yang kemarin.”
Dengan
perkataan berikut
“Mari kita keluarkan buku,
sekarang keluarkan pekerjaan rumah kalian. Sudah waktunya mengumpulkan
bahan-bahan kita.”
Pernyataan
kedua lebih menciptakan dinamika positif dan memacu serta meningkatkan hubungan
kerja sama yang menyeluruh, mengajak setiap orang.
4. Spesifik
Ada
peraturan tidak tertulis : Hemat bahasa. Dengan kata lain katakan apa yang
perlu dikatakan dengan sejelas mungkin dan dengan jumlah sesedikit mungkin.
Komunikasi Nonverbal
Penelitian Dr. Albert Mahrabian
dari UCLA menghasilkan kesimpulan yang penting untuk kita. Utamanya, bagi yang
ingin memotivasi orang lain dengan sangat efektif.
Ternyata, kata-kata yang kita pilih
akan berdampak pada komunikasi kita kepada orang lain sebesar 7 %. Sedangkan
bagaimana kita menyuarakan-nya (volume suara, intonasi, jeda), berdampak 38 %. Lalu apa yang pengaruhnya hingga 55 % ?
Betul sekali. Pada bahasa non-verbal kita.
1.
Kontak Mata
Pandanglah siswa-siswa
anda tidak lebih dari tiga detik untuk setiap orang. Pandangan lebih dari tiga
detik diartikan sebagai tatapan. Jangan memandang ke atas kepala siswa.
2.
Ekspresi wajah
Wajah anda adalah alat komunikasi yang kuat. Pesan non-verbal
yang dilakukan dengan alis terangkat, sunggingan senyum, dahi berkerut,
anggukan kepala, mata lebar, dan mulut terbuka. Selanjutnya buatlah ekspresi
wajah ketakjuban, kekagetan, kehangatan, kesedihan, kebahagiaan.
3.
Nada Suara
Variasi suara sangat mempengaruhi informasi yang sangat
biasa sekalipun. Selain itu, gerakan kepala, wajah akan membantu variasi suara.
4.
Gerak Tubuh
Gerakan tangan, tubuh, lengan yang
alamiah dan terarah akan memberi penekanan pada pesan anda, menandai pernyataan
kunci dan menangkap perhatian pelajar kinestetik dengan menyediakan gerakan
hidup bagi suara anda.
5.
Sosok (Postur)
Kenyamanan dengan tubuh anda
sendiri, gerakan dan tingginya menyebabkan siswa lebih santai.
Andree
Khalid Al Walid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar