31 Maret, 2012

Isbal !!!


Hukum Menjulurkan Pakaian Hingga Di Bawah Mata Kaki Bagi Laki-Laki (Isbal)

Islam adalah agama yang sempurna, sehingga tidak ada satupun perkara yang luput hukumnya dalam Islam. Di era sekarang ini, melihat mayoritas kaum muslimin mengenakan pakaian hingga melebihi atau di bawah mata kaki mereka. Dalam Islam, mengenakan pakaian hingga melebihi atau dibawah mata kaki dinamakan Isbal. Bagaimana hukum Isbal, maka Islam telah menjawabnya.

Hukum Isbal

Allah SWT menghalalkan pakaian sebagai penutup aurat dan perhiasan. Namun Allah SWT juga menurunkan ketetapan dan aturan dalam berpakaian yang tidak boleh dilanggar. Berlebihan dalam memanjangkan pakaian bagi laki-laki tidak dibenarkan dalam Islam. Maka kita sebagai orang yang mengaku muslim tidak selayaknya sengaja mengulurkan kita lengan baju atau pakaian bawah kita dari batas yang ditentukan. Berkenaan dengan permasalahan ini adalah, Islam memberikan batasan dan ketetapan bahwa pakaian seorang muslim laki-laki tidak boleh menjulur hingga melebihi atau dibawah mata kaki.

Rasulullah SAW telah melarang kita untuk menjulurkan pakaian hingga melebihi atau di bawah mata kaki (Isbal) dengan larangan yang keras dan disertai dengan hukuman yang berat.

Jika kita mengumpulkan hadits-hadits tentang larangan isbal bagi laki-laki, maka kita akan menjumpai hadits-hadits tersebut melarang secara mutlak dalam tiga keadaan:

Keadaan pertama: hadits larangan isbal dengan menyertakan lafazh kesombongan

Maksudnya adalah seseorang mengenakan pakaiannya hingga atau di bawah mata kaki dengan disertai perasaan sombong. Maka, orang semacam ini mendapatkan ancaman yang sangat keras.

Rasulullah SAW bersabda (artinya), "Allah SWT tidak melihat (dengan disertai rahmat) dihari kiamat kepada orang yang menyerat kain sarungnya dengan sombong." (HR.Bukhari-Muslim)

Rasulullah SAW bersabda (artinya), "Barangsiapa menyeret (mengulurkan) pakaian denga kesombongan, maka Allah SWT tidak akan melihatnya (memperhatikan) dihari kiamat"

Ungkapan (pakaian) mencakup semua jenisnya, baik kemeja, sarung, celana panjang, atau jenis lainnya.

Rasulullah SAW bersabda (artinya), "Isbal itu ada pada sarun, gamis, dan sorban. Barang siapa menyeret sebagian darinya dengan sombong, maka Allah SWT tidak akan melihatnya di hari kiamat."(Shahih riwayat Abu Daud dan An-Nasai)

Di atas adalah contoh dari sebagian hadits yang melarang Isbal bagi laki-laki dengan menggunakan lafazh sombong.

Keadaan kedua hadits larangan isbal tanpa menyertakan lafazh kesombongan"

Jika ada yang mengatakan, "Saya isbal dengan tanpa sombong", maka kami kataan bahwa hadits-hadits yang melarang Isbal tidak hanya berkutat pada isbal yang disertai kesombongan. Dalam artian, orang yang isbal tanpa disertai kesombongan hukumnya juga haram. Dan lebih haram lagi jika disertai dengan kesombongan.

Rasulullah SAW bersabda (artinya), "Tiga kelompok orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah SWT di hari kiamat, dan tidak akan dilihat oleh-Nya, juga tidak akan di bersihkan dan bagi mereka adzab yang pedih" (1)Al-Musbil (orang yang memanjangkan pakaiannya sampai menutupi mata kaki); (2) Al Mannan (orang yang suka memberi sesuatu, tapi sering mengungkit-ungkit pemberiannya); (3) Dan orang yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah bohong." (HR. Muslim)

Rasulullah SAW bersabda (artinya), "Apa yang ada di bawah kedua mata kaki berupa sarung (kain) maka tempatnya di neraka" (HR Bukhari)

Jadi, panjang maksimal pakaian (bawah) laki-laki muslim adalah sampai mata kaki saja, tidak boleh lebih dari itu.

Sebenarnya, isbal sendiri merupakan sebuah kesombongan. Rasulullah SAW telah menerangkan bahwa isbal adalah kesombongan. Rasulullah SAW bersabda (artinya), "Dan jauhilah men mejulurkan kain hingga dibawah mata kaki, karena hal itu termasuk kesombongan, dan sesunaguhnya Allah SWT tidak suka kesombongan". (Hadits Riwayat Abu Daud
dan At-Tirmizi)

Keadaan ketiga: hadits larangan isbal dalam shalat

Rasulullah SAW memberikan ancaman yang sangat keras bagi orang-orang yang shalat dalam keadaan isbal, yakni berupa ancaman tidak diterimanya shalat orang-orang yang menjulurkan kain (pakaian) hingga melebihi atau dibawah mata kaki. Rasulullah SAW bersabda (artinya), "Sesungguhnya Allah SWT tidak menerima shalat seseorang yang melakukan isbal." (HR. Abu Dawud)

Itulah hadits-hadits yang menerangkan kepada kita tentang haramnya isbal dalam setiap keadaan. Maka, wajib bagi kita untuk menjauhinya dengan cara tidak mengisbal pakaian kita. Dan hendaknya kita takut kepada Allah SWT akan hukuman-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang isbal. Allahu allam.

Source » http://www.wakrizki.net/2011/12/isbal-menjulurkan-pakaian-hingga-di.html#ixzz1qjmcf8bh
»»  read more

13 AURAT WANITA.!!!



  • Bulu kening – Menurut Bukhari, Rasullulah melaknati perempuan yang mencukur atau menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening – Petikan dari (Hadis Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari)
  • Kaki memakai gelang kaki berloceng – Dan janganlah mereka (perempuan) menghentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan – Petikan dari (Surah An-Nur Ayat 31.) Keterangan : Menampakkan kaki dan menghayunkan/ melenggokkan badan mengikut hentakan kaki terutamanya pada mereka yang mengikatnya dengan loceng sama juga seperti pelacur dizaman jahiliyah.
  • Wangi-wangian atau parfum – Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zinanya terutamanya hidung yang berserombong kapal kata orang sekarang hidong belang – Petikan dari (Hadis Riwayat Nasaii, Ibn Khuzaimah dan Hibban)
  • Dada – Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi bahagian hadapan dada-dada mereka – Petikan dari (Surah An-Nur Ayat 31.)
  • Gigi – Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya – Petikan dari Hadis Riwayat At-Thabrani, Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah – Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.
  • Muka dan leher – Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan mu seperti orang jahilliah yang dahulu. Keterangan : Bersolek (make-up) dan menurut Maqatil sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah.
  • Muka dan Tangan – Asma binti Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasullulah: Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja – Petikan dari (Hadis Riwayat Muslim dan Bukhari.)
  • Tangan – Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya – Petikan dari (Hadis Riwayat At Tabrani dan Baihaqi.)
  • Mata – Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya – Petikan dari( Surah An Nur Ayat 31.)

  • Sabda Nabi Muhamad SAW, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pandangan yang pertama sahaja manakala pandangan seterusnya tidak dibenarkan hukumnya haram – Petikan dari (Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi.)

  • Mulut (suara) – Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik – Petikan dari (Surah Al Ahzab Ayat 32.)

  • Sabda SAW, Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain, iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi – Petikan dari (Hadis Riwayat Ibn Majah.)

  • Kemaluan – Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka – Petikan dari (Surah An Nur Ayat 31).Apabila seorang perempuan itu solat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam Syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya – (Hadis Riwayat Riwayat Al Bazzar.)

  • Tiada seorang perempuanpun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya, melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah – Petikan dari (Hadis Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah.)

  • Pakaian – Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan terutama yang menjolok mata , maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan di hari akhirat nanti – Petikan dari (Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud, An Nasaii dan Ibn Majah.)

  • Petikan dari (Surah Al Ahzab Ayat 59. )Bermaksud : Hai nabi-nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali . Lantaran itu mereka tidak diganggu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.

    Sesungguhnya sebilangan ahli Neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk Syurga dan tidak akan mencium baunya - Petikan dari (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.) Keterangan : Wanita yang berpakaian tipis/jarang, ketat/ membentuk dan berbelah/membuka bahagian-bahagian tertentu.

  • Rambut – Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam Neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya – Petikan dari (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.)


  • Source » http://www.wakrizki.net/2012/03/13-aurat-wanita.html#ixzz1qjh85A1m
    »»  read more

    18 Maret, 2012

    Pacaran Nggak Ya? Baca Deeeh.....


    Apakah perwujudan cinta itu hanya berarti kasmaran saja? Hmm...menurut salah seorang peneliti, cinta itu bisa berarti banyak, dan salah satunya memang bisa diartikan kasmaran dan kasih terhadap lawan jenis. Karena perasaan senang terhadap lawan jenis itu merupakan fitrah, berarti sah-sah aja dong, namun apakah sarananya harus pacaran?
    Sarana yang terbaik adalah simpan rasa itu, tata dengan rapi dan ekspresikan dengan cara yang halal, yaitu menikah.
    Ehem...
    Senang sama lawan jenis, boleh gak ya? Bukankah itu fitrah!
    Ehm, siapa yang bilang nggak boleh? Tapi apakah sarananya harus pacaran?

    EMOSI CINTA
    Menurut para peneliti, yang dimuat Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence, CINTA ADALAH SALAH SATU EMOSI YANG ADA PADA MANUSIA. Emosi cinta ini mengandung beberapa emosi lain seperti: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, hormat, kasmaran dan kasih.

    Nah, dari emosi-emosi turunannya itu, jelas terlihat kalo PERWUJUDAN CINTA LEBIH LUAS SIFATNYA, BUKAN SEKEDAR KASMARAN SAJA. Persahabatan, penerimaan, kebaikan hati dsb bisa kita ekspresikan tanpa harus pacaran.
    Tapikan, seorang laki-laki butuh perempuan, dan juga sebaliknya? Glek! (*smile*)
    Jawabannya, memang iya sih! Namun, apakah lantas karena butuh itu kita jadi menerobos garis batas yang telah diatur Allah untuk menjaga kita?

    WAJAR SAJA
    Yap, wajar saja kalo kita senang dengan lawan jenis. Fitrah, betul itu! Tapi FITRAH BUKAN BERARTI HARUS DITURUTI SEHINGGA TAK TERKONTROL. KITA HARUS TETAP MENJAGA FITRAH AGAR TETAP MURNI DAN TAK TERKOTORI DENGAN NAFSU SESAAT. Cinta itu sendiri terbagi menjadi dua:

    1. Cinta yang Syar'i
    Cinta yang syar'i dasarnya adalah iman. Buka deh Q.S. 3:15, 52: 21 dan 3: 170.

    2. Cinta yang Tidak Syar'i.
    Sedangkan cinta yang tidak syar'i dasarnya adalah syahwat. Untuk yang ini silakan dibuka Q.S. 3:14, 80: 34-37, dan 43:67.

    Kalau di stiker-stiker kamu sering baca: Cinta Allah, Rasul, dan jihad fi sabilillah, itu benar adanya. Urutan itulah yang utama. ALLAH MEMBENARKAN CINTA YANG SIFATNYA SYAHWATI seperti di Q.S. 3:14 (wanita/pria, anak, harta benda, dsb), SEBAB KECINTAAN YANG SIFATNYA SYAHWAT INI ADALAH TABIAT MANUSIA. Nah, KECINTAAN INILAH YANG PERLU DIKENDALIKAN.
    Gimana cara mengendalikannya?
    JAGALAH HATI
    Ingat kisah Fatimah ra, putri Rasulullah saw? Setelah menikah dengan Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah mengaku pernah menyukai seorang laki-laki. Ketika ditanya Ali, siapa laki-laki itu, Fatimah menjawab lelaki itu sebenarnya Ali sendiri (ehem!).

    Bisa ditarik kesimpulan, sebenarnya sudah ada bibit cinta pada diri Fatimah terhadap Ali, tapi toh beliau nggak lantas jadi kasmaran dan mengekspresikan cintanya dengan suka-suka gue. Beliau simpan rasa itu, menatanya dengan rapi dan mengekspresikan saat memang sudah
    halal untuk diekspresikan, yaitu saat telah menikah.

    Aduh, jauh banget ya? Nggak juga kok, karena itulah kendalinya. Kalau belum siap menikah? Ya, jangan main api. Lebih baik 'main air' saja biar sejuk. Gimana 'main air'-nya?
    1. Jaga pergaulan. Bukan berarti ngggak boleh gaul sama cowok, tapi JAGA PANDANGAN (bukan berarti nunduk terus).
    2. Kalau menyukai lawan jenis, CUKUP SAMPAI TAHAP SIMPATI. Jaga hati. Kalau nggak tahan, jauhi diri dari orang yang kita sukai. Banyak-banyak puasa.
    3. Banyak ikut kegiatan buat mengalihkan diri. Kurangi interaksi yang kurang jelas dengan lawan jenis. Tapi harap ingat, di setiap tempat kita pasti selalu bertemu dengan lawan jenis. Jadi SOLUSI UTAMA MEMANG MENJAGA DIRI.
    4. Banyakin teman (yang sejenis lho) dan cobalah untuk terbuka dengan teman itu. Jadi kamu nggak merasa kesepian. Cuma AKAL-AKALAN SI SETAN KOK KALO KAMU MERASA PUNYA TEMAN COWOK LEBIH ENAK DARIPADA TEMEN CEWEK ATAU SEBALIKNYA. Ngibul tuh si setan!
    5. Masih nggak kuat dan tetap ingin pacaran? Ya silakan saja. Tapi tanggung resikonya (kamu-kan sudah baligh). Harap diketahui, API NERAKA ITU PANAS, MESKI DI MUSIM HUJAN. DOSA BESAR ITU AWALNYA DARI KUMPULAN DOSA KECIL. Nah lho!
    www.motivasi-dariku.blogspot.com
    »»  read more

    12 Maret, 2012

    Ron Maestro


    Terlepas dari banyaknya kontroversi terkait sosok Harun Yahya dengan karya-karyanya, namun beberapa karya Harun Yahya telah membuat banyak orang tersadar dan mulai mengkaji Islam, sebut lah salah satunya Ron Mastro yang mulai tertarik Islam setelah membaca salah satu buku karya Harun Yahya.
    Dan berikut kisah perjalanan Ron Mastro menemukan Islam:
    Nama saya Ron Mastro, dan saya ingin memberitahu Anda hari ini bagaimana saya tertarik mengkaji dan masuk Islam setelah membaca karya Harun Yahya.
    Ketika saya masih kecil, saya dibesarkan sebagai seorang Kristen di Amerika Serikat. Saya pergi ke gereja setiap hari Minggu dan saya pergi ke Sekolah Minggu, sama seperti anak-anak Amerika lainnya lakukan. Tapi pada saat saya berusia sepuluh atau sebelas tahun, saya berhenti pergi ke gereja, karena saya tidak bisa menemukan jawaban yang saya cari, dan hal itu membuat saya sedih, belum penjelasan yang saya terima dari gereja belum bisa memuaskan saya.
    Di masa remaja saya, saya telah meninggalkan semua agama secara bersama-sama. Meskipun begitu, saya tidak pernah melakukan sesuatu yang "buruk," tapi saya melupakan Tuhan, sya lupa bahwa Tuhan itu ada dan Tuhan mengasihi seluruh umat manusia.
    Di awal usia tiga puluhan, saya pindah ke ibukota Praha di Republik Ceko, kota yang indah penuh dengan arsitektur yang menakjubkan dan banyak hal yang menyenangkan.
    Suatu hari, ketika saya dalam perjalanan pulang, saya berhenti di stasiun kereta, dan di stasiun kereta ada toko buku kecil. Saya menemukan satu buku dalam bahasa Inggris berjudul "Matter: The Other Name for Illusion" karya Harun Yahya. Yang buku tersebut akhirnya saya beli.
    Menemukan Islam
    Saya membawa pulang buku dan mulai membacanya. Dan ketika saya membaca buku ini, saya menyadari bahwa banyak pertanyaan yang saya miliki di masa muda bisa terjawab. Apakah sifat realitas? Apakah kebenaran itu? Ini adalah pertanyaan yang tidak bisa dijawab bagi saya di tahun-tahun saya sewaktu masih muda.
    Singkat cerita, semakin saya mendalami buku-buku yang saya baca membuat banyak hal yang mulai masuk akal bagi saya. Saya mulai mengerti dan memahami hal-hal di tingkat yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya.
    Karena rasa ingin tahu dengan Islam membuat saya berhasil memperoleh kitab suci Al-Quran. Jadi, saya mulai membaca Al-Quran (terjemah, tentunya) dari surah pertama. Dan saat saya selesai membacanya, beberapa hari kemudian, dalam hati saya saya menyadari bahwa saya telah berurusan dengan kebenaran. Alhamdulillah.
    Saya menyadari bahwa Al Qur'an benar-benar firman Allah yang diwahyukan melalui Nabi Muhammad, saw. Ini menjawab begitu banyak pertanyaan yang saya punya; pertanyaan tentang Yesus, pertanyaan tentang Musa, Daniel, Yehezkiel dan banyak dari nabi besar Allah yang lain, damai sejahtera atas mereka semua.
    Dan saya mulai menyadari secara perlahan dengan bertahap sehingga terbuka hati saya bahwa jalan Islam adalah jalan yang benar untuk mengenal Allah, dan Islam adalah agama yang benar untuk umat manusia.
    Hari ini saya sekarang tinggal di Jerman, saya memiliki pekerjaan yang baik, saya sangat senang dengan apa yang saya miliki, saya sangat senang dengan apa yang saya lakukan. Saya melakukan shalat setiap hari, dan saya tahu bahkan jika saya telah melakukan hal-hal buruk di masa lalu, Allah akan mengampuni saya karena dosa saya.
    Sesungguhnya, Islam adalah agama untuk seluruh umat manusia, dan benar-benar Islam semuanya dari Allah, Alhamdulillah.(fq/oi)
    »»  read more

    11 Maret, 2012

    MotivasiKu 11/03/2012



    Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. 
    Hidup adalah sebuah lagi, maka nyanyikanlah.
    Hidup adalah sebuah mimpi,maka sadarilah.
    Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah.
    Hidup adalah cinta, maka nikmatilah.
    Hidup adalah sebuah karunia Allah, Maka bersyukurlah.
    »»  read more

    08 Maret, 2012

    MotivasiKu Mario Teguh Golden Ways

    Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
    bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
    Karena keseimbangan sikap adalah penentu
    ketepatan perjalanan kesuksesan anda
    Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
    adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
    itulah kita menemukan dan belajar membangun
    kesempatan untuk berhasil
    Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
    sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
    yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
    Anda akan mengenal sudut pandang yang baru
    Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
    pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
    belajar, akan menjadi pemilik masa depan
    Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
    pencapaian kecemerlangan hidup yang di
    idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
    kesenangan adalah cara gembira menuju
    kegagalan
    Jangan menolak perubahan hanya karena anda
    takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
    dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
    anda capai melalui perubahan itu
    Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
    anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
    lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
    cara-cara anda baru
    Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
    Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
    anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
    bila sikap anda salah
    Orang lanjut usia yang berorientasi pada
    kesempatan adalah orang muda yang tidak
    pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
    pada keamanan, telah menua sejak muda
    Hanya orang takut yang bisa berani, karena
    keberanian adalah melakukan sesuatu yang
    ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
    punya kesempatan untuk bersikap berani
    Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
    stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
    tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
    anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.
    Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
    mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
    tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
    yang kemudian anda dapat
    Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
    kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
    seperti orang yang terus memeras jerami untuk
    mendapatkan santan
    Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai
    dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan
    anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang
    yang berbakat
    Kita lebih menghormati orang miskin yang berani
    daripada orang kaya yang penakut. Karena
    sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa
    depan yang akan mereka capai
    Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita
    ketahui, kapankah kita akan mendapat
    pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum
    kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan
    Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin.
    Dengan mencoba sesuatu yang tidak
    mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik
    dari yang mungkin anda capai.
    Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup
    adalah membiarkan pikiran yang cemerlang
    menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang
    mendahulukan istirahat sebelum lelah.
    Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa
    mengupayakan pelayanan yang terbaik.
    Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang
    baik, maka andalah yang akan dicari uang
    Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita
    mungkin menua dengan berjalanannya waktu,
    tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus
    mengubah diri kita sendiri
    Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk
    melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi
    orang tua yang masih melakukan sesuatu yang
    seharusnya dilakukan saat muda.
    Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat
    berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita
    kaya, tetapi menggunakannya dengan baik
    adalah sumber dari semua kekayaan
    Orang-orang yang minta gaji lebih biasanya tidak dapat lebih, tapi yang melakukan lebih dan berkualitas akan mendapat lebih. Jangan takar tenaga yang Anda keluarkan berdasarkan gaji yang Anda dapatkan tetapi berdasarkan hasil yang dapat Anda kontribusikan bagi kelangsungan dan keuntungan perusahaan Anda.

    sumber : http://www.resep.web.id/motivasi/golden-way-kumpulan-kata-kata-motivasi-mario-teguh.htm
    »»  read more

    05 Maret, 2012

    Kesyirikan Yang Terkandung Dalam Shalawat Nariyah

    Segala puji bagi Allah yang telah mengumpulkan kami dalam barisan orang-orang yang beriman. Kami memohon kepada Allah agar diberi kekuatan untuk bisa istiqomah di atas tauhid sampai mati.. Semua umat islam sepakat bahwa syirik adalah dosa yang sangat besar, yang tidak akan Allah ampuni jika dibawa sampai mati.

    Namun sayangnya banyak orang yang tidak memahami pengertian yang tepat tentang syirik. Akibatnya banyak orang yang melakukan perbuatan syirik namun dia tidak merasa kalau dirinya telah melakukan kesyirikan. Bahkan yang lebih menyedihkan, ketika ada orang yang melakukan kesyirikan namun dia merasa sedang melakukan ibadah. Sehingga sangat sulit bagi orang yang terjerumus ke dalam perbuatan ini untuk diingatkan. Karena bagaimana mungkin perbuatannya bisa disalahkan sementara dia meyakini bahwa dirinya sedang mendapatkan pahala dengan perbuatannya. Kita ucapkan innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun, ada musibah besar yang menimpa kaum muslimin… melakukan perbuatan yang mendatangkan murka Allah namun dia merasa sedang mendapatkan pahala Allah… sungguh tidak ada kesesatan yang lebih parah melebihi kesesatan semacam ini.

    Allah berfirman yang artinya: “Katakanlah (wahai Muhammad): apakah telah kami sampaikan kepada kalian tentang orang yang paling rugi perbuatannya? Mereka itulah orang-orang yang sesat amal perbuatan mereka di dunia sementara mereka bahwa diri mereka sedang berbuat kebaikan.” (QS. Al Kahfi: 103-104) Sungguh benar apa yang disebutkan dalam sebuah hadis: “Sesungguhnya syirik pada umat ini (umat Muhammad r) lebih samar dari pada jejak semut.” (disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibn Taimiyah dalam kitab Al Iman dan dinilai shahih oleh Syaikh Al Albani). Betapa tersembunyi dan samarnya gambaran syirik yang disampaikan oleh Nabi r. Jika hanya dilihat secara selintas tanpa diamati dengan seksama maka tidak mungkin orang akan bisa melihatnya. Karena itulah banyak diantara kaum muslimin yang terjerumus ke dalamnya.


    Namun, sayangnya banyak orang yang dirinya merasa aman dari kesyirikan. Hanya kepada Allah kita berlindung… Untuk memahami hakekat syirik pada shalawat nariyah, terlebih dahulu kami sampaikan pengertian syirk. Secara bahasa syirik artinya menduakan atau menggolongkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Sedangkan secara istilah, ada beberapa pengertian yang disampaikan oleh para ulama. Definisi yang paling bagus adalah definisi yang dibawakan oleh syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qosim dalam catatan beliau untuk kitab tauhid, beliau memberi keterangan bahwa syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang menjadi sifat khusus bagi Allah. Ketika ada makhluq yang derajatnya diangkat setinggi-tingginya, sehingga berada pada derajat yang setara dengan Allah itulah syirik. Ketika ada makhluq yang dianggap mampu mengabulkan do’a, atau mampu menghilangkan bencana, atau mampu mewujudkan keinginan, atau memiliki kemampuan lainnya yang hanya dimiliki oleh Allah maka itulah syirik. Karena yang memiliki kemampuan semua ini hanya Allah. Artinya sifat ini adalah sifat khusus bagi Allah yang tidak dimiliki oleh makhluq. Barangsiapa yang memberikan sifat-sifat ini kepada selain Allah, siapapun orangnya, maka dia berarti telah merampas hak khusus Allah…karena itu syirik merupakan tindakan kedlaliman yang paling besar. Mari kita beralih pada pembahasan shalawat nariyah… ada beberapa hal yang patut dikoreksi dari shalawat ini: 

    Pertama, Pada shalawat ini terdapat beberapa lafadz yang Mengandung Kesyirikan, Lafadz tersebut adalah: 
    ุชู†ุญู„ ุจู‡ ุงู„ุนู‚ุฏ ูˆุชู†ูุฑุฌ ุจู‡ ุงู„ูƒุฑุจ ูˆุชู‚ุถู‰ ุจู‡ ุงู„ุญูˆุงุฆุฌ ูˆ ุชู†ุงู„ ุจู‡ ุงู„ุฑุบุงุฆุจ 

    Segala ikatan dan kesulitan bisa lepas karena Nabi Muhammad r (ุชู†ุญู„ ุจู‡ ุงู„ุนู‚ุฏ) 
    Segala bencana bisa tersingkap dengan adanya Nabi Muhammad r (ูˆุชู†ูุฑุฌ ุจู‡ ุงู„ูƒุฑุจ) Segala kebutuhan bisa terkabulkan karena Nabi Muhammad r (ูˆุชู‚ุถู‰ ุจู‡ ุงู„ุญูˆุงุฆุฌ) 
    Segala keinginan bisa didapatkan dengan adanya Nabi Muhammad r (ูˆ ุชู†ุงู„ ุจู‡ ุงู„ุฑุบุงุฆุจ)

    Empat kalimat di atas merupakan pujian yang ditujukan kepada Nabi Muhammad r. Jika kita perhatikan, empat kemampuan di atas merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh Allah, dan tidak dimiliki oleh makhluqnya siapapun orangnya. Karena yang bisa menghilangkan kesulitan, menghilangkan bencana, memenuhi kebutuhan, dan mengabulkan keinginan serta do’a hanyalah Allah. Seorang Nabi atau bahkan para malaikat tidak memiliki kemampuan dalam hal ini. Oleh karena itu, ketika pujian-pujian ini ditujukan kepada selain Allah (termasuk kepada Nabi Muhammad r) maka berarti telah menyamakan makhluq tersebut dengan Allah dalam perkara yang menjadi hak khusus bagi Allah. 

    Cukuplah kita ingat firman Allah yang memerintahkan NabiNya r untuk mengatakan: ู‚ُู„ْ ุฅِู†ِّูŠ ู„َุง ุฃَู…ْู„ِูƒُ ู„َูƒُู…ْ ุถَุฑًّุง ูˆَู„َุง ุฑَุดَุฏًุง “Katakanlah (wahai Muhammad r): Aku tidak memiliki kemampuan untuk menghindarkan kalian dari bahaya dan tidak pula mampu memberi kebaikan pada kalian.” (QS. Al Jin:21) Nabi r juga pernah mengatakan kepada Fatimah: “Wahai Fatimah, lakukanlah apa yang kamu inginkan, (namun ingat) saya tidak mampu melindungimu dari (adzab) Allah sedikitpun.” (Al Bukhari & Muslim). 

    Bahkan Nabi r sendiri tidak bisa menghalangi keburukan dan kondisi kekurangan yang menimpa beliau dan para sahabat. Sebagaimana disebutkan dalam sejarah bahwasanya beliau pernah terluka ketika perang, kaki beliau berdarah-darah karena dilempari orang-orang kafir, beliau kelaparan hingga perut beliau diganjal dengan dua batu, beliau pernah jatuh dari kendaraan, beliau pernah tersihir dan masih banyak bencana dan kesulitan yang beliau alami ketika berdakwah. Maka jika beliau sendiri tidak mampu menyelamatkan diri beliau sendiri dari segala bentuk kesulitan, bagaimana mungkin diri beliau bisa menyelamatkan orang lain dari kesulitan. Semua ini terjadi karena beliau adalah seorang hamba dan manusia biasa. Hanya saja perintah dan larangan beliau ditaati karena kedudukan beliau sebagai seorang utusan Allah. 

    Kedua, dalam shalawat ini terdapat pujian yang berlebihan kepada Nabi r, dan ini merupakan salah satu sikap yang dilarang keras oleh beliau r. Suatu ketika ada seorang sahabat memuji Nabi r dengan mengatakan: “Engkau adalah manusia terbaik diantara kami, putra dari manusia terbaik kami,…” kemudian beliau bersabda: “Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang nasrani berlebih-lebihan dalam memuji Nabi Isa r. Aku hanyalah seorang hamba, maka sebutlah Aku: Hamba Allah dan RasulNya..” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

    Jika pujian semacam ini dilarang oleh Nabi r, padahal di sana tidak mengandung ungkapan kesyirikan, maka bagaimana lagi dengan pujian yang mengandung kalimat-kalimat kesyirikan. Nabi r bersabda: “Wahai manusia, hati-hatikan kalian (jangan sampai) melakukan ghuluw (bersikap berlebihan) dalam beragama. Karena sesungguhnya sikap ini telah menghancurkan umat-umat sebelum kalian.” (HR. Ibn Majah & dishahihkan Syaikh Al Albani). 


    Ketiga, nabi r tidak pernah mengajarkan bentuk shalawat semacam ini. Shalawat yang beliau ajarkan adalah shalawat yang sering dibaca ketika shalat pada saat duduk tasyahud. Dalam sebuah hadis riwayatkan oleh Al Bukhari & Muslim, Dari sahabat Ka’ab bin ‘Ujrah t, beliau mengatakan: “Wahai Rasulullah, Allah telah mengajari kami bagaimana cara memberi salam kepadamu, tapi bagaimanakah cara memberikan shalawat kepadamu..?” kemudian Nabi r bersabda: 

    “Bacalah: ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ، ูƒَู…َุง ุตَู„َّูŠْุชَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ، ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ، ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุจَุงุฑِูƒْ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ، ูƒَู…َุง ุจَุงุฑَูƒْุชَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ، ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa shalawat ini adalah shalawat terbaik, dengan ditinjau dari beberapa sisi: Shalawat ini diajarkan langsung oleh Nabi kepada sahabat yang bertanya tentang shalawat. Padahal setiap Nabi r ditanya tentang masalah agama maka beliau akan memberikan jawaban terbaik sesuai dengan apa yang Allah ajarkan. Dlahir hadis menunjukkan bahwa sebelumnya sahabat tidak tahu cara bershalawat, kemudian baru diajari Nabi r. Ini menunjukkan bahwa shalawat tersebut adalah cara bershalawat kepada beliau yang ditetapkan oleh syariat islam. Oleh karena itu, orang yang membaca shalawat yang tidak diajarkan oleh Nabi r dikhawatirkan sudah dianggap telah mengganti ajaran beliau dengan ajaran yang lain. Shalawat ini dibaca pada saat shalat. ini menunjukkan keistimewaan pada shalawat ini.


    Keempat, dari sisi penamaan. Shalawat ini diberi nama dengan shalawat naariyah (ุงู„ู†ุงุฑูŠุฉ). Patut diketahui bahwa kata naariyah merupakan pecahan dari kata naar (ุงู„ู†ุงุฑ) yang artinya api. Maka bagaimana mungkin sesuatu yang isinya doa diberi nama yang mengesankan sesuatu yang buruk. Oleh karena itu, sebagian ulama mengatakan bahwa ditinjau dari sisi namanya menunjukkan bahwa orang yang membuat shalawat ini adalah orang bodoh yang kurang memahami arti nama dalam istilah arab. Dan ini sekaligus bukti bahwa shalawat ini bukanlah bagian dari ajaran syariat. Allahu waliyyut taufiiq Mari kita buang jauh-jauh sikap taqlid buta dalam diri kita… Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat… 

    Ammi Nur Ba’its

    Sumber: http://ikhwanmuslim.com/akidah-dan-manhaj/shalawat-nariyah


    Pembahasan Kedua:

    Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu berkata: “Shalawat Nariyah cukup populer di banyak kalangan dan ada yang meyakini bahwa orang yang bisa membacanya sebanyak 4444 kali dengan niat menghilangkan kesulitan-kesulitan atau demi menunaikan hajat maka kebutuhannya pasti akan terpenuhi. Ini merupakan persangkaan yang keliru dan tidak ada dalilnya sama sekali. Terlebih lagi apabila anda mengetahui isinya dan menyaksikan adanya kesyirikan secara terang-terangan di dalamnya. 


    Berikut ini adalah bunyi shalawat tersebut:” ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ุตู„ุงุฉ ูƒุงู…ู„ุฉ ูˆุณู„ู… ุณู„ุงู…ุง ุชุงู…ุง ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ุงู„ุฐูŠ ุชู†ุญู„ ุจู‡ ุงู„ุนู‚ุฏ ูˆุชู†ูุฑุฌ ุจู‡ ุงู„ูƒุฑุจ ูˆุชู‚ุถู‰ ุจู‡ ุงู„ุญูˆุงุฆุฌ ูˆุชู†ุงู„ ุจู‡ ุงู„ุฑุบุงุฆุจ ูˆุญุณู† ุงู„ุฎูˆุงุชูŠู… ูˆูŠุณุชุณู‚ู‰ ุงู„ุบู…ุงู… ุจูˆุฌู‡ู‡ ุงู„ูƒุฑูŠู… ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุนุฏุฏ ูƒู„ ู…ุนู„ูˆู… ู„ูƒ Allahumma sholli sholaatan kaamilatan Wa sallim salaaman taaman ‘ala sayyidinaa Muhammadin Alladzi tanhallu bihil ‘uqadu, wa tanfariju bihil kurabu, wa tuqdhaa bihil hawaa’iju Wa tunaalu bihir raghaa’ibu wa husnul khawaatimi wa yustasqal ghomaamu bi wajhihil kariimi, wa ‘alaa aalihi, wa shahbihi ‘adada kulli ma’luumin laka Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah pujian yang sempurna dan juga keselamatan sepenuhnya, Kepada pemimpin kami Muhammad, Yang dengan sebab beliau ikatan-ikatan (di dalam hati) menjadi terurai, Berkat beliau berbagai kesulitan menjadi lenyap, Berbagai kebutuhan menjadi terpenuhi, Dan dengan sebab pertolongan beliau pula segala harapan tercapai, Begitu pula akhir hidup yang baik didapatkan, Berbagai gundah gulana akan dimintakan pertolongan dan jalan keluar dengan perantara wajahnya yang mulia, Semoga keselamatan juga tercurah kepada keluarganya, dan semua sahabatnya sebanyak orang yang Engkau ketahui jumlahnya.” 

    Syaikh berkata: “Sesungguhnya aqidah tauhid yang diserukan oleh Al-Qur’an Al Karim dan diajarkan kepada kita oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan kepada setiap muslim untuk meyakini bahwa Allah semata yang berkuasa untuk melepaskan ikatan-ikatan di dalam hati, menyingkirkan kesusahan-kesusahan, memenuhi segala macam kebutuhan dan memberikan permintaan orang yang sedang meminta kepada-Nya. Oleh sebab itu seorang muslim tidak boleh berdoa kepada selain Allah demi menghilangkan kesedihan atau menyembuhkan penyakitnya meskipun yang di serunya adalah malaikat utusan atau Nabi yang dekat (dengan Allah). Al-Qur’an ini telah mengingkari perbuatan berdoa kepada selain Allah baik kepada para rasul ataupun para wali. 

    Allah berfirman yang artinya: ุฃُูˆู„َุฆِูƒَ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَุฏْุนُูˆู†َ ูŠَุจْุชَุบُูˆู†َ ุฅِู„َู‰ ุฑَุจِّู‡ِู…ُ ุงู„ْูˆَุณِูŠู„َุฉَ ุฃَูŠُّู‡ُู…ْ ุฃَู‚ْุฑَุจُ ูˆَูŠَุฑْุฌُูˆู†َ ุฑَุญْู…َุชَู‡ُ ูˆَูŠَุฎَุงูُูˆู†َ ุนَุฐَุงุจَู‡ُ ุฅِู†َّ ุนَุฐَุงุจَ ุฑَุจِّูƒَ ูƒَุงู†َ ู…َุญْุฐُูˆุฑًุง “Bahkan sesembahan yang mereka seru (selain Allah) itu justru mencari kedekatan diri kepada Rabb mereka dengan menempuh ketaatan supaya mereka semakin bertambah dekat kepada-Nya dan mereka pun berharap kepada rahmat-Nya serta merasa takut akan azab-Nya. Sesungguhnya siksa Rabbmu adalah sesuatu yang harus ditakuti.” (QS. Al-Israa’: 57). Para ulama tafsir mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang yang berdoa kepada Isa Al-Masih atau memuja malaikat atau jin-jin yang saleh (sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Katsir).” 

    Beliau melanjutkan penjelasannya: “Bagaimana Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa merasa ridha kalau beliau dikatakan sebagai orang yang bisa melepaskan ikatan-ikatan hati dan bisa melenyapkan berbagai kesusahan padahal Al-Qur’an saja telah memerintahkan beliau untuk berkata tentang dirinya: ู‚ُู„ْ ู„ุง ุฃَู…ْู„ِูƒُ ู„ِู†َูْุณِูŠ ู†َูْุนًุง ูˆَู„ุง ุถَุฑًّุง ุฅِู„ุง ู…َุง ุดَุงุกَ ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَู„َูˆْ ูƒُู†ْุชُ ุฃَุนْู„َู…ُ ุงู„ْุบَูŠْุจَ ู„ุงุณْุชَูƒْุซَุฑْุชُ ู…ِู†َ ุงู„ْุฎَูŠْุฑِ ูˆَู…َุง ู…َุณَّู†ِูŠَ ุงู„ุณُّูˆุกُ ุฅِู†ْ ุฃَู†َุง ุฅِู„ุง ู†َุฐِูŠุฑٌ ูˆَุจَุดِูŠุฑٌ ู„ِู‚َูˆْู…ٍ ูŠُุคْู…ِู†ُูˆู†َ “Katakanlah: Aku tidak berkuasa atas manfaat dan madharat bagi diriku sendiri kecuali sebatas apa yang dikehendaki Allah. Seandainya aku memang mengetahui perkara ghaib maka aku akan memperbanyak kebaikan dan tidak ada keburukan yang akan menimpaku. Sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raaf) Pada suatu saat ada seseorang yag datang menemui Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan: “Atas kehendak Allah dan kehendakmu wahai Rasul”, Maka beliau menghardiknya dengan mengatakan, “Apakah kamu ingin menjadikan aku sebagai sekutu bagi Allah? Katakan: Atas kehendak Allah semata.” Nidd atau sekutu artinya: matsiil wa syariik (yang serupa dan sejawat) (HR. Nasa’i dengan sanad hasan) Beliau melanjutkan lagi penjelasannya: “Seandainya kita ganti kata bihi (ุจู‡) (dengan sebab beliau) dengan bihaa (ุจู‡ุง) (dengan sebab shalawat) maka tentulah maknanya akan benar tanpa perlu memberikan batasan bilangan sebagaimana yang disebutkan tadi. Sehingga bacaannya menjadi seperti ini: ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ุตู„ุงุฉ ูƒุงู…ู„ุฉ ูˆุณู„ู… ุณู„ุงู…ุง ุชุงู…ุง ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ุงู„ุชูŠ ุชุญู„ ุจู‡ุง ุงู„ุนู‚ุฏ Allahumma sholli sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taamman ‘ala sayyidinaa Muhammadin Allati tuhillu bihal ‘uqadu (artinya ikatan hati menjadi terlepas karena shalawat) Hal itu karena membaca shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ibadah yang bisa dijadikan sarana untuk bertawassul memohon dilepaskan dari kesedihan dan kesusahan. Mengapa kita membaca bacaan shalawat bid’ah ini yang hanya berasal dari ucapan makhluk biasa sebagaimana kita dan justru meninggalkan kebiasaan membaca shalawat Ibrahimiyah (yaitu yang biasa kita baca dalam shalat, pent) yang berasal dari ucapan Rasul yang Ma’shum?” *** Penulis: Muhammad Jamil Zainu
    Diterjemahkan oleh Abu Mushlih Ari Wahyudi
    »»  read more

    Tarekat Sufi


    KATA PENGANTAR
    Pada edisi kali ini, kami angkat permasalahan mengenai Fatwa Tentang Tarekat Sufi oleh Lajnah Daimah Li al-Buhuts Ilmiyah wa al-Ifta Saudi Arabia, berkenan dengan pertanyaan yang di ajukan oleh seorang penanya berasal dari Kuwait. Fatwa ini dikeluarkan tanggal 18 Jumadil Awal 1414H dengan No. Fatwa 16011, dan dimuat di majalah As-Sunnah Edisi 17/II/1416H-1996M.




    PERTANYAAN TENTANG TAREKAT SUFI
    Ada sebuah perkumpulan wanita dari Kuwait. Mereka menyebarkan dakwah sufi beraliran Naqsyabandiyah secara sembunyi-sembunyi, perkumpulan wanita tersebut berada dibawah naungan lembaga resmi.
    Kami telah mempelajari kitab-kitab mereka, dan berdasarkan pengakuan mereka, yang pernah ikut perkumpulan wanita ini, tarekat ini memiliki pemahaman diantaranya :
    • Barangsiapa yang tidak mempunyai syaikh, maka yang menjadi syaikhnya adalah syetan.
    • Barangsiapa yang tidak bisa mengambil ahlak syaikh/gurunya, maka tidak akan bermanfaat baginya Kitab dan Sunnah.
    • Barangsiapa yang mengatakan pada syaikhnya, "Mengapa begitu ?" Maka, tak akan sukses selamanya.
    Selain itu, mereka berdzikir (dengan tata cara sufi, tentunya) seraya membawa gambar syaikhnya. Mereka suka mencium tangan gurunya yang bergelar Al-Anisaa, dan berasal dari negeri Arab. Mereka menganggap akan mendapat berkah dengan meminum air sisa sang gurunya.
    Mereka menulis do'a dengan do'a khusus yang dinukil dari buku Al-Lu'lu wa Al-Marjan Fi Taskhiri Muluki Al-Jann. Dan dalam lapangan pendidikan, perkumpulan ini membangun madrasah khusus untuk kalangan sendiri, mereka didik anak-anak berdasarkan ide-ide kelompoknya, bahkan ada di antaranya yang mengajar di sekolah-sekolah negeri umum, baik jenjang setingkat SMP maupun SMA.
    Sebagian mereka ada yang berpisah dengan suami dan meminta cerai lewat pengadilan, hal itu terjadi manakala sang suami menyuruh sang istri agar menjauh dari aliran yang sesat ini. Pertanyaan yang kami ajukan :
    1. Bagaimanakah menurut syariat tentang perkumpulan wanita tersebut ?
    2. Diperbolehkan mengawini mereka ?
    3. Bagaimana pula hukumnya dengan akad nikah yang telah berlangsung selama ini ?
    4. Sekarang, nasihat dan ancaman yang bagaimana yang pantas untuk mereka ?
    Mohon penjelasan.
    JAWAB :
    Tarekat sufi, salah satunya Naqsyabandiyah, adalah aliran sesat dan bid'ah, menyeleweng dari Kitab dan Sunnah.
    Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

    "Artinya : Jauhilah oleh kalian perkara baru, karena sesuatu yang baru (di dalam agama) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat". (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Hakim).
    Tarekat sufi tidak semata bid'ah. Bahkan, di dalamnya terdapat banyak kesesatan dan kesyirikan yang besar, hal ini dikarenakan mereka mengkultuskan syaikh/guru mereka dengan meminta berkah darinya, dan penyelewengan-penyelewengan lainnya bila dilihat dari Kitab dan Sunnah. Diantaranya, pernyataan-pernyataan kelompok sufi sebagaimana telah diungkap oleh penanya.
    Semua itu adalah pernyataan yang batil dan tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah, sebab yang patut diterima perkataannya secara mutlak adalah perkataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana firman Allah :
    "Artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah". (Al-Hasyr : 7).
    "Artinya : Dan tidaklah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya". (An-Najm : 3).
    Adapun selain Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam, walau bagaimana tinggi ilmunya, perkataannya tidak bisa diterima kecuali kalau sesuai dengan Al-Kitab dan Sunnah. Adapun yang berpendapat wajib mentaati seseorang selain Rasul secara mutlak, hanya lantaran memandang "si dia/orang"nya, maka ia murtad (keluar dari Islam).
    Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
    "Artinya : Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb) Al-Masih putera Maryam ; padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa ; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan". (At-Taubah : 31).
    Ulama menafsirkan ayat ini, bahwa makna kalimat "menjadikan para rahib sebagai tuhan" ialah bila mereka menta'ati dalam menghalalkan apa yang diharamkan dan mengharamkan apa yang dihalalkan. Hal ini diriwayatkan dalam hadits Adi bin Hatim.
    Maka wajiblah berhati-hati terhadap aliran sufi, baik dia laki-laki atau perempuan, demikianlah pula terhadap mereka yang berperan dalam pengajaran dan pendidikan, yang masuk ke dalam lembaga-lembaga. Hal ini agar tidak merusak aqidah kaum muslimin.
    Lantas, diwajibkan pula kepada seorang suami untuk melarang orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya agar jangan masuk ke dalam lembaga-lembaga tersebut ataupun sekolah-sekolah yang mengajarkan ajaran sufi. Hal ini sebagai upaya memelihara aqidah serta keluarga dari perpecahan dan kebejatan para istri terhadap suaminya.
    Barangsiapa yang merasa cukup dengan aliran sufi, maka ia lepas dari manhaj Ahlus Sunnah wa Jamaah, jika berkeyakinan bahwa syaikh sufi dapat memberikan berkah, atau dapat memberikan manfa'at dan madharat, menyembuhkan orang sakit, memberikan rezeki, menolak bahaya, atau berkeyakinan bahwa wajib menta'ati setiap yang dikatakan gurunya/syaikh, walaupun bertentangan dengan Al-Kitab dan As-Sunnah.
    Barangsiapa berkeyakinan dengan semuanya itu, maka dia telah berbuat syirik terhadap Allah dengan kesyirikan yang besar, dia keluar dari Islam, dilarang berloyalitas padanya dan menikah dengannya.
    Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

    "Artinya : Dan janganlah kalian nikahi wanita-wanita musyrikah sebelum mereka beriman, .......... Dan janganlah kalian menikahkan (anak perempuan) dengan laki-laki musyrik sebelum mereka beriman ........". (Al-Baqarah : 221).
    Wanita yang telah dilekati aliran sufi, akan tetapi belum sampai pada keyakinan yang telah kami sebutkan di atas, tetap tidak dianjurkan untuk menikahinya. Entah itu sebelum terjadi aqad ataupun setelahnya, kecuali bila setelah dinasehati dan bertaubat kepada Allah.
    Yang kita nasehatkan adalah bertaubat kepada Allah, kembali kepada yang haq, meninggalkan aliran yang batil ini dan berhati-hati terhadap orang-orang yang menyeru kepada kejelekan-kejelekan. Hendaknya berpegang teguh dengan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah, membaca buku-buku bermanfa'at yang berisi tentang aqidah yang shahih, mendengarkan pelajaran, muhadharah dan acara-acara yang berfaedah yang dilakukan oleh ulama yang berpegang dengan teguh pada manhaj yang benar.
    Juga kita nasehatkan kepada para istri agar taat kepada suami mereka dan orang-orang yang bertanggung jawab dalam hal-hal yang ma'ruf.
    Semoga Allah memberikan taufiq-Nya. 


    oleh:motivasiKu
    »»  read more

    04 Maret, 2012

    MERAJALELANYA BUNYI-BUNYIAN [MUSIK] YANG DIANGGAP HALAL

    Kategori : Hadits
    Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=676

    Oleh
    Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

    MUKADIMAH
    Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

    Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
    ________________________________


    Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'ad bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

    "Artinya : Pada akhir zaman akan terjadi tanah longsor, kerusuhan, dan perubahan muka. 'Ada yang bertanya kepada Rasulullah'. Wahai Rasulullah, kapankah hal itu terjadi.? Beliau menjawab. 'Apabila telah merajalela bunyi-bunyian (musik) dan penyanyi-penyanyi wanita". [Bagian awalnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah 2:1350 dengan tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi. Al-Haitsami berkata : 'Diriwayatkan oleh Thabrani dan di dalam sanadnya terdapat Abdullah bin Abiz Zunad yang padanya terdapat kelemahan, sedangkan perawi-perawi yang lain bagi salah satu jalannya adalah perawi-perawi shahih'. Majma'uz Zawaid 8:10. Al-Albani berkata : 'Shahih'. Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir 3:216 hadits no. 3559]

    Pertanda (alamat) ini telah banyak terjadi pada masa lalu, dan sekarang lebih banyak lagi. Pada masa kini alat-alat dan permainan musik telah merata di mana-mana, dan biduan serta biduanita tak terbilang jumlahnya. Padahal, mereka itulah yang dimaksud dengan al-qainat (penyanyi-penyanyi) dalam hadits diatas. Dan yang lebih besar dari itu ialah banyaknya orang yang menghalalkan musik dan menyanyi. Padahal orang yang melakukannya telah diancam akan ditimpa tanah longsor, kerusuhan (penyakit muntah-muntah), dan penyakit yang dapat mengubah bentuk muka, sebagaimana disebutkan dalam hadits diatas. Dan disebutkan dalam Shahih Bukhari rahimahullah, beliau berkata : telah berkata Hisyam bin Ammar (ia berkata) : telah menceritakan kepada kami Shidqah bin Khalid, kemudian beliau menyebutkan sanadnya hingga Abi Malik Al-Asy'ari Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

    "Artinya : Sungguh akan ada hari bagi kalangan umat kaum yang menghalal kan perzinaan, sutera, minuman keras, dan alat-alat musik. Dan sungguh akan ada kaum yang pergi ke tepi bukit yang tinggi, lalu para pengembala dengan kambingnya menggunjingi mereka, lantas mereka di datangi oleh seorang fakir untuk meminta sesuatu. Mereka berkata, 'Kembalilah kepada kami esok hari'. Kemudian pada malam harinya Allah membinasakan mereka dan menghempaskan bukit itu ke atas mereka, sedang yang lain (yang tidak binasa) diubah wajahnya menjadi monyet dan babi sampai hari kiamat".[Shahih Bukhari, Kitab Al-Asyrabah, Bab Maa Jaa-a fi Man Yastahillu Al-Khamra wa Yusammihi bi Ghairi Ismihi 10:51].

    Ibnu Hazm menganggap bahwa hadits ini munqathi' (terputus sanad atau jalan periwayatannya), tidak bersambung antara Bukhari dan Shidqah bin Khalid [Al-Muhalla, karya Ibnu Hazm 9:59, dengan tahqiq Ahmad Syakir, Mansyurat Al-Maktab At-Tijari, Beirut].

    Anggapan Ibnu Hazm ini disanggah oleh Ibnul Qayyim, dan beliau menjelaskan bahwa pendapat Ibnu Hazm itu batal dari enam segi [Tahdzib As-Sunan 5:270-272].

    [1] Bahwa Bukhari telah bertemu Hisyam bin Ammar dan mendengar hadits darinya. Apabila beliau meriwayatkan hadits darinya secara mu'an'an (dengan menggunakan perkataan 'an /dari) maka hal itu telah disepakati sebagai muttashil karena antara Bukhari dan Hisyam adalah sezaman dan beliau mendengar darinya. Apabila beliau (Bukhari) berkata : "Telah berkata Hisyam" maka hal itu sama sekali tidak berbeda dengan kalau beliau berkata, "dari Hisyam ....."

    [2] Bahwa orang-orang kepercayaan telah meriwayatkannya dari Hisyam secara maushul. Al-Ismaili berkata di dalam shahihnya, "Al-Hasan telah memberitahu-kan kepadaku, (ia berkata) : Hisyam bin Ammar telah menceritakan kepada kami" dengan isnadnya dan matannya.

    [3] Hadits ini telah diriwayatkan secara shah melalui jalan selain Hisyam. Al-Ismaili dan Utsman bin Abi Syaibah meriwayatkan dengan dua sanad yang lain dari Abu Malik Al-Asy'ari Radhiyallahu 'anhu.

    [4] Bahwa seandainya Bukhari tidak bertemu dan tidak mendengar dari Hisyam, maka beliau memasukkan hadits ini dalam kitab Shahih-nya menunjukkan bahwa hadits ini menurut beliau telah sah dari Hisyam dengan tidak menyebut perantara antara beliau dengan Hisyam. Hal ini dimungkinkan karena telah demikian masyhur perantara-perantara tersebut atau karena banyaknya jumlah mereka. Dengan demikian hadits tersebut sudah terkenal dan termasyhur dari Hisyam.

    [5] Apabila Bukhari berkata dalam Shahih-nya, "Telah berkata si Fulan", maka hadits tersebut adalah shahih menurut beliau.

    [6] Bukhari menyebutkan hadits ini dalam Shahih-nya dan berhujjah dengannya, tidak sekedar menjadikannya syahid (saksi atau pendukung terhadap hadits lain yang semakna), dengan demikian maka hadits tersebut adalah shahih tanpa diragukan lagi.

    Ibnu Shalah[1] berkata : "Tidak perlu dihiraukan pendapat Abu Muhammad bin Hazm Az-Zhahiri Al-Hafizh yang menolak hadits Bukhari dari Abu Amir atau dari Abu Malik". Lalu beliau menyebutkan hadits tersebut, kemudian berkata. "Hadits tersebut sudah terkenal dari orang-orang kepercayaan dari orang-orang yang digantungkan oleh Bukhari itu. Dan kadang-kadang beliau berbuat demikian karena beliau telah meyebutkannya pada tempat lain dalam kitab beliau dengan sanadnya yang bersambung. Dan adakalanya beliau berbuat demikian karena alasan-alasan lain yang tidak laik dikatakan haditsnya munqathi'. Wallahu a'lam. [Muqaddimah Ibnush Shalah Fii 'Ulumil Hadits, halaman 32, terbitan Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut, 1398H. Fathul-Bari 10:52].

    Saya sengaja membicarakan hadits ini agak panjang mengingat adanya sebagian orang yang terkecoh oleh pendapat Ibnu Hazm ini serta menjadikannya alasan untuk memperbolehkan alat-alat musik. Padahal, sudah jelas bahwa hadits-hadist yang melarangnya adalah shahih, dan umat ini diancam dengan bermacam-macam siksaan apabila telah merajalela permainan musik yang melalaikan (almalahi) dan merajalela pula kemaksiatan.


    [Disalin dari buku Asyratus Sa'ah Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusub bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, Edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 108-111 terbitan Pustaka Mantiq Penerjemah Drs As'ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
    _________
    Foot Note.
    [1] Beliau adalah Imam dan Ahli Hadits Al-Hafizh Abu Amr Utsman bin Abdur Rahman Asy-Syahrazuri yang terkenal dengan sebutan Ibnu Shalah, seorang ahli agama yang zuhud dan wara' serta ahli ibadah, mengikuti jejak Salaf yang Shalih. Beliau memiliki banyak karangan dalam ilmu hadits dan fiqih, dan memimpin pengajian di Lembaga Hadits Damsyiq. Beliau wafat pada tahun 643H [Al-Bidayah Wan-Nihayah 13:168]
    »»  read more

    01 Maret, 2012

    Cinta Dan Benci Karena Allah


    Oleh: Ramaisha Ummu Hafidz


    ุฅِู†َّ ุงู„ْุญَู…ْุฏَ ู„ِู„َّู‡ِ ู†َุญْู…َุฏُู‡ُ ูˆَู†َุณْุชَุนِูŠْู†ُู‡ُ ูˆَู†َุณْุชَุบْูِุฑُู‡ْ ูˆَู†َุนُูˆุฐُ ุจِุงู„ู„ู‡ِ ู…ِู†ْ ุดُุฑُูˆْุฑِ ุฃَู†ْูُุณِู†َุง ูˆَู…ِู†ْ ุณَูŠِّุฆَุงุชِ ุฃَุนْู…َุงู„ِู†َุง، ู…َู†ْ ูŠَู‡ْุฏِ ุงู„ู„ู‡ُ ูَู„ุงَ ู…ُุถِู„َّ ู„َู‡ُ ูˆَู…َู†ْ ูŠُุถْู„ِู„ْ ูَู„ุงَ ู‡َุงุฏِูŠَ ู„َู‡ُ. ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„ุงَ ุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ.
    ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡ุงَ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ู‡َ ุญَู‚َّ ุชُู‚َุงุชِู‡ِ ูˆَู„ุงَ ุชَู…ُูˆْุชُู†َّ ุฅِู„ุงَّ ูˆَุฃَู†ุชُู…ْ ู…ُّุณْู„ِู…ُูˆْู†َ. ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ ุงุชَّู‚ُูˆْุง ุฑَุจَّูƒُู…ُ ุงู„َّุฐِูŠْ ุฎَู„َู‚َูƒُู…ْ ู…ِّู†ْ ู†َูْุณٍ ูˆَุงุญِุฏَุฉٍ ูˆَุฎَู„َู‚َ ู…ِู†ْู‡َุง ุฒَูˆْุฌَู‡َุง ูˆَุจَุซَّ ู…ِู†ْู‡ُู…َุง ุฑِุฌَุงู„ุงً ูƒَุซِูŠْุฑًุง ูˆَู†ِุณَุขุกً ูˆَุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ู‡َ ุงู„َّุฐِูŠْ ุชَุณَุขุกَู„ُูˆْู†َ ุจِู‡ِ ูˆَุงْู„ุฃَุฑْุญَุงู…َ ุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ูƒَุงู†َ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุฑَู‚ِูŠْุจًุง. ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ู‡َ ูˆَู‚ُูˆْู„ُูˆْุง ู‚َูˆْู„ุงً ุณَุฏِูŠْุฏًุง. ูŠُุตْู„ِุญْ ู„َูƒُู…ْ ุฃَุนْู…َุงู„َูƒُู…ْ ูˆَูŠَุบْูِุฑْ ู„َูƒُู…ْ ุฐُู†ُูˆْุจَูƒُู…ْ ูˆَู…َู†ْ ูŠُุทِุนِ ุงู„ู„ู‡َ ูˆَุฑَุณُูˆْู„َู‡ُ ูَู‚َุฏْ ูَุงุฒَ ูَูˆْุฒًุง ุนَุธِูŠْู…ًุง.
    ุฃَู…َّุง ุจَุนْุฏُ؛ ูَุฅِู†َّ ุฃَุตْุฏَู‚َ ุงู„ْุญَุฏِูŠุซِ ูƒِุชَุงุจُ ุงู„ู„ู‡َ، ูˆَุฎَูŠْุฑَ ุงู„ْู‡َุฏْูŠِ ู‡َุฏْูŠُ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูˆَุดَّุฑَ ุงู„ุฃُู…ُูˆุฑِ ู…ُุญْุฏَุซَุงุชُู‡َุง ูˆَูƒُู„َّ ู…ُุญْุฏَุซَุฉٍ ุจِุฏْุนَุฉٌ ูˆَูƒُู„َّ ุจِุฏْุนَุฉٍ ุถَู„ุงَู„َุฉٌ ูˆَูƒُู„َّ ุถَู„ุงَู„َุฉٍ ูِูŠ ุงู„ู†َّุงุฑِ.
    ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ูˆَู…َู†ْ ุชَุจِุนَู‡ُู…ْ ุจِุฅِุญْุณَุงู†ٍ ุฅِู„َู‰ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ุฏِّูŠْู†ِ.
    Jamaah Jum’ah rahimakumullah
    Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Azza wajalla, yang telah menganugerakan rasa cinta dan benci dihati para makhlukNya. Dan hanya Dia pulalah yang berhak mengatur kepada siapakah kita harus mencintai dan kepada siapa pula kita membenci.

    Jama’ah sidang Jum’ah rahimakumullah
    Cinta yang paling tinggi dan paling wajib serta yang paling bermanfaat mutlak adalah cinta kepada Allah Ta’ala semata, diiringi terbentuknya jiwa oleh sikap hanya menuhankan Allah Ta’ala saja. Karena yang namanya Tuhan adalah sesuatu yang hati manusia condong kepadanya dengan penuh rasa cinta dengan meng-agungkan dan membesarkannya, tunduk dan pasrah secara total serta menghamba kepadaNya. Allah Ta’ala wajib dicintai karena DzatNya sendiri,sedangkan yang selain Allah Ta’ala dicintai hanya sebagai konsekuensi dari rasa cinta kepada Allah Ta’ala.

    Jamah Jum’ah yang berbahagia.
    Dalam Sunan At-Tirmidzi dan lain-lain, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

    ุฃَูˆْุซَู‚ُ ุนُุฑَู‰ ุงْู„ุฅِูŠْู…َุงู†ِ ุงู„ْุญُุจُّ ูِูŠ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุงู„ْุจُุบْุถُ ูِูŠ ุงู„ู„ู‡ِ. (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ).
    “Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR.At Tirmidzi)
    Dalam riwayat lain, Rasulullah juga bersabda:

    ู…َู†ْ ุฃَุญَุจَّ ู„ِู„َّู‡ِ ูˆَุฃَุจْุบَุถَ ู„ِู„َّู‡ِ ูˆَุฃَุนْุทَู‰ ู„ِู„َّู‡ِ ูˆَู…َู†َุนَ ู„ِู„َّู‡ِ ูَู‚َุฏِ ุงุณْุชَูƒْู…َู„َ ุงْู„ุฅِูŠْู…َุงู†َ. (ุฑูˆุงู‡ ุฃุจูˆ ุฏุงูˆุฏ ูˆุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ูˆู‚ุงู„ ุญุฏูŠุซ ุญุณู†).
    “Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, ia mengatakan hadits hasan)
    Jamaah Jum’ah yang berbahagia.
    Dari dua hadits di atas kita bisa mengetahui bahwa kita harus memberikan kecintaan dan kesetiaan kita hanya kepada Allah semata. Kita harus mencintai terhadap sesuatu yang dicintai Allah, membenci terhadap segala yang dibenci Allah, ridla kepada apa yang diridlai Allah, tidak ridla kepada yang tidak diridlai Allah, memerintahkan kepada apa yang diperintahkan Allah, mencegah segala yang dicegah Allah, memberi kepada orang yang Allah cintai untuk memberikan dan tidak memberikan kepada orang yang Allah tidak suka jika ia diberi.

    Jamaah Jum’ah yang dimuliakan Allah.
    Dalam pengertian menurut syariat, dimaksud dengan al-hubbu fillah (mencintai karena Allah) adalah mencurahkan kasih sayang dan kecintaan kepada orang –orang yang beriman dan taat kepada Allah ta’ala karena keimanan dan ketaatan yang mereka lakukan.
    Sedangkan yang dimaksud dengan al-bughdu fillah (benci karena Allah) adalah mencurahkan ketidaksukaan dan kebencian kepada orang-orang yang mempersekutukanNya dan kepada orang-orang yang keluar dari ketaatan kepadaNya dikarenakan mereka telah melakukan perbuatan yang mendatangkan kemarahan dan kebencian Allah, meskipun mereka itu adalah orang-orang yang dekat hubungan dengan kita, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
    “Kamu tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling kasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang orang itu bapak-bapak, anak-anak sauadara-saudara ataupun saudara keluarga mereka.” (Al-Mujadalah: 22)

    Jamaah Jum’ah yang berbahagia……
    Jadi, para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in serta pengikut mereka di seluruh penjuru dunia adalah orang-orang yang lebih berhak untuk kita cintai (meskipun kita tidak punya hubungan apa-apa dengan mereka), dari pada orang-orang yang dekat dengan kita seperti tetangga kita, orang tua kita, anak-anak kita sendiri, saudara-saudara kita, ataupun saudara kita yang lain, apabila mereka itu membenci, memusuhi dan menentang Allah dan RasulNya dan tidak melakukan ketaatan kepada Allah dan RasulNya maka kita tidak berhak untuk mencintai melebihi orang-orang yang berjalan di atas al-haq dan orang yang selalu taat kepada Allah dan rasulNya. Demikian juga kecintaan dan kebencian yang tidak disyari’atkan adalah yang tidak berpedoman pada kitabullah dan sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Dan hal ini bermacam-macam jenisnya di antaranya adalah: kecintaan dan kebencian yang dimotifasi oleh harta kekayaan, derajat dan kedudukan, suku bangsa, ketampanan, kefakiran, kekeluargaan dan lain-lain, tanpa memperdulikan norma-norma agama yang telah digariskan oleh Allah Ta’ala

    Jamaah Jum’ah yang berbahagia ...
    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata “Bahwasannya seorang mukmin wajib dicurahkan kepadanya kecintaan dan kasih sayang meskipun mendhalimi dan menganggu kamu, dan seorang kafir wajib dicurahkan kepadanya kebencian dan permusuhan meskipun selalu memberi dan berbuat baik kepadamu.”

    Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah ...
    Sesuai dengan apa yang di katakan oleh Syakhul Islam Ibnu Taimiyah, marilah kita berlindung kepada Dzat yang membolak-balikkan hati, supaya hati kita dipatri dengan kecintaan dan kebencian yang disyariatkan oleh Allah dan RasulNya. Karena kadang orang-orang yang menentang Allah di sekitar kita lebih baik sikapnya terhadap kita dari pada orang-orang yang beriman kepada Allah, sehingga kita lupa dan lebih mencintai orang-orang kafir dari pada orang-orang yang beriman. Naudzubilla min dzalik.

    Jama’ah Jum’ah yang berbahagia ...
    Dalam pandangan ahlusunnah wal jamaah kadar kecintaan dan kebencian yang harus dicurahkan terbagi menjadi tiga kelompok:

    1.   Orang-orang yang dicurahkan kepadanya kasih sayang dan kecintaan secara utuh. Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, melaksanakan ajaran Islam dan tonggak-tonggaknya dengan ilmu dan keyakinan yang teguh . Mereka adalah orang-orang yang mengikhlaskan segala perbuatan dan ucapannya untuk Allah semata. Mereka adalah orang-orang yang tunduk lagi patuh terhadap perintah-perintah Allah dan RasulNya serta menahan diri dari segala yng dilarang oleh Allah dan Rasulnya. Mereka adalah orang-orang yang mencurahkan kecintaan, kewala’an, kebencian dan permusuhan karena Allah ta’ala serta mendahulukan perkataan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam atas yang lainnya siapapun orangnya.
    2.   Orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lainnya.
    Mereka adalah orang yang mencampuradukan antara amalan yang baik dengan amalan yang buruk, maka mereka dicintai dan dikasihani dengan kadar kebaikan yang ada pada diri mereka sendiri, dan dibenci serta dimusuhi sesuai dengan kadar kejelekan yang ada pada diri mereka. Dalam hal ini kita harus dapat memilah-milah, seperti muamalah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam terhadap seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Himar. Saat itu Abdulllah bin Himar dalam keadaan minum khamr maka dibawalah dia kehadapan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, tiba-tiba sorang laki-laki melaknatnya kemudian berkata: “betapa sering dia didatangkan kehadapan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam keadaan mabuk.” Rasulullah bersabda: “janganlah engkau melaknatnya. Sesungguhnya dia adalah orang yang cinta kepada Allah dan RasulNya (Shohih Al-Bukhari kitab Al-Hudud). Pada hal jama’ah yang berbahagia, dalam riwayat Abu Dawud dalam kitab Al-Asyribah juz 4 yang dishahihkan oleh Al-Bani dalam shahih Al-Jami Ash Shaghir hadits nomer 4967 Rasulullah n melaknat khamr, orang yang meminumnya, orang yang menjualnya, orang yang memerasnya dan orang yang minta diperaskan, orang yang membawanya dan orang yang dibawakan khamr kepadanya.
    Ma’asyiral muslimin rahimakumullah ... adapun yang ketiga
    3.   Orang–orang yang dicurahkan kebencian dan permusuhan kepadanya secara utuh.
    Mereka adalah orang yang tidak beriman kepada rukun iman dan orang yang mengingkari rukun Islam baik sebagian atau keseluruhan dengan rasa mantap, orang yang mengingkari asma’ wa sifat Allah ta’ala, atau orang yang meleburkan diri dengan ahlu bida’ yang sesat dan menyesatkan, atau orang yang melakukan hal-hal yang membatalkan keIslamannya. Terhadap orang ini wajib bagi kita untuk membenci secara utuh, karena mereka adalah musuh Allah dan RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam.
    Sidang Jumah yang dimuliakan Allah
    Ada beberapa faktor yang dapat mengkokohkan kecintaan dijalan Allah, antara lain:

    1. Memberitahukan kepada orang yang dicintai bahwa kita mencintai karena Allah ta’ala. Diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiallaahu anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
    ุฅِุฐَุง ุฃَุญَุจَّ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ุตَุงุญِุจَู‡ُ ูَู„ْูŠَุฃْุชِ ูِูŠْ ู…َู†ْุฒِู„ِู‡ِ ูَู„ْูŠُุฎْุจِุฑْู‡ُ ุฃَู†َّู‡ُ ูŠُุญِุจُّู‡ُ ูِูŠ ุงู„ู„ู‡ِ ุชَุนَุงู„َู‰. (ุฑูˆุงู‡ ุงุจู† ุงู„ู…ุจุงุฑูƒ ููŠ ุงู„ุฒู‡ุฏ، 712).
    “Apabila ada seorang dari kalian mencintai temannya hendaklah dia datangi rumahnya dan mengkhabarinya bahwa ia mencintainya (seorang teman tadi) kerena Allah Ta’ala.” (HR.Ibnul Mubarok dalam kitab Az-Zuhdu, hal 712 dengan sanad shohih)
    2. Saling memberi hadiah
    Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah Radhiallaahu anhu:

    ุชَู‡َุงุฏَูˆْุง ุชَุญَุงุจُّูˆْุง. (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ููŠ ุงู„ุฃุฏุจ ุงู„ู…ูุฑุฏ 120 ูˆุงู„ุจูŠู‡ู‚ูŠ، 6/169، ูˆุณู†ุฏู‡ ุญุณู†).
    “Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrod, hal 120 dan Baihaqi 6/169 dengan sanad hasan)
    3. Saling mengunjungi
    Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah .

    ูŠَุง ุฃَุจَุง ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ! ุฒُุฑْ ุบِุจًّุง ุชَุฒْุฏَุฏْ ุญُุจًّุง. (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุทุจุฑุงู†ูŠ ูˆุงู„ุจูŠู‡ู‚ูŠ، ุณู†ุฏู‡ ุตุญูŠุญ).
    “Wahai Abu Hurairah! berkunjunglah engkau dengan baik tidak terlalu sering dan terlalu jarang, niscaya akan bertambah sesuatu dengan kecintaan.” (HR.Thabrani dan Baihaqi dengan sanad yang shahih)
    4. Saling menyebarkan salam.
    ู„ุงَ ุชَุฏْุฎُู„ُูˆْู†َ ุงู„ْุฌَู†َّุฉَ ุญَุชَّู‰ ุชُุคْู…ِู†ُูˆْุง ูˆَู„ุงَ ุชُุคْู…ِู†ُูˆْุง ุญَุชَّู‰ ุชَุญَุงุจُّูˆْุง، ุฃَูˆَู„ุงَ ุฃَุฏُู„ُّูƒُู…ْ ุนَู„َู‰ ุดَูŠْุกٍ ุฅِุฐَุง ูَุนَู„ْุชُู…ُูˆْู‡ُ ุชَุญَุงุจَุจْุชُู…ْ، ุฃَูْุดُูˆุง ุงู„ุณَّู„ุงَู…َ ุจَูŠْู†َูƒُู…ْ. (ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…، 2/35).
    “Tidaklah kalian masuk Surga sehingga kalian beriman, tidakkah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai, Maukah kamu aku tunjukkan tentang sesuatu yang apabila kalian melakukan-nya akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim 2/35).
    5. Meninggalkan dosa-dosa.
    Dalam hal ini Rasulullah bersabda:

    ู…َุง ุชَูˆَุงุฏَّ ุงุซْู†َุงู†ِ ูِูŠ ุงู„ู„ู‡ِ ุนَุฒَّ ูˆَุฌَู„َّ ุฃَูˆْ ูِูŠ ุงْู„ุฅِุณْู„ุงَู…ِ ูَูŠَูْุฑُู‚ُ ุจَูŠْู†َู‡ُู…َุง ุฅِู„ุงَّ ุจِุฐَู†ْุจٍ ูŠُุญْุฏِุซُู‡ُ ุฃَุญَุฏُู‡ُู…َุง. (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ููŠ ุงู„ุฃุฏุจ ุงู„ู…ูุฑุฏ ุต 84 ูˆู‡ูˆ ุญุฏูŠุซ ุญุณู†).
    “Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah atau karena Islam kemudian berpisah kecuali salah satu dari ke duanya telah melakukan dosa.” (HR. Al-Bukhari dalam kitabnya Al-Adab AlMufrad hal.84)
    6. Meninggalkan perbuatan ghibah (membicarakan sesuatu tentang saudaranya di saat tidak ada, dan jika saudaranya tersebut mendengarkan dia marah-marah atau tidak suka) Allah berfirman:
    “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan (ghibah) sebagian yang lain,sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat:12)

    ุจَุงุฑَูƒَ ุงู„ู„ู‡ُ ู„ِูŠْ ูˆَู„َูƒُู…ْ ูِูŠ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†ِ ุงู„ْุนَุธِูŠْู…ِ، ูˆَู†َูَุนَู†ِูŠْ ูˆَุฅِูŠَّุงูƒُู…ْ ุจِู…َุง ูِูŠْู‡ِ ู…ِู†َ ุงْู„ุขูŠَุงุชِ ูˆَุงู„ุฐِّูƒْุฑِ ุงู„ْุญَูƒِูŠْู…ِ. ุฃَู‚ُูˆْู„ُ ู‚َูˆْู„ِูŠْ ู‡َุฐَุง ูˆَุฃَุณْุชَุบْูِุฑُ ุงู„ู„ู‡َ ุงู„ْุนَุธِูŠْู…َ ู„ِูŠْ ูˆَู„َูƒُู…ْ ูˆَู„ِุณَุงุฆِุฑِ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ ู…ِู†ْ ูƒُู„ِّ ุฐَู†ْุจٍ. ูَุงุณْุชَุบْูِุฑُูˆْู‡ُ، ุฅِู†َّู‡ُ ู‡ُูˆَ ุงู„ْุบَูُูˆْุฑُ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ُ.
    Khutbah kedua
    ุฅِู†َّ ุงู„ْุญَู…ْุฏَ ู„ِู„َّู‡ِ ู†َุญْู…َุฏُู‡ُ ูˆَู†َุณْุชَุนِูŠْู†ُู‡ُ ูˆَู†َุณْุชَุบْูِุฑُู‡ْ ูˆَู†َุนُูˆุฐُ ุจِุงู„ู„ู‡ِ ู…ِู†ْ ุดُุฑُูˆْุฑِ ุฃَู†ْูُุณِู†َุง ูˆَู…ِู†ْ ุณَูŠِّุฆَุงุชِ ุฃَุนْู…َุงู„ِู†َุง، ู…َู†ْ ูŠَู‡ْุฏِู‡ِ ุงู„ู„ู‡ُ ูَู„ุงَ ู…ُุถِู„َّ ู„َู‡ُ ูˆَู…َู†ْ ูŠُุถْู„ِู„ْ ูَู„ุงَ ู‡َุงุฏِูŠَ ู„َู‡ُ. ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„ุงَ ุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ. ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุชَุณْู„ِูŠْู…ًุง ูƒَุซِูŠْุฑًุง.
    Jama’ah Jum’at yang berbahagia ...
    Kewajiban saling mencintai dijalan Allah bukanlah suatu perintah yang tidak membawa hasil apa-apa. Tetapi Allah memerintahkan sesuatu itu pasti ada buahnya dan hasilnya. Buah dan hasil dari saling mencintai di jalan Allah di antaranya adalah:

    1.   Mendapatkan kecintaan Allah.
    2.   Mendapatkan Kemuliaan dari Allah.
    3.   Mendapatkan naungan Arsy Allah di hari kiamat, pada saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah.
    4.   Merasakan manisnya iman.
    5.   Meraih kesempurnaan iman.
    6.   Masuk Surga
    Jama’ah Jum’ah yang berbahagia
    Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang tunduk patuh hanya kepada Allah. Semoga kecintaan dan kebencian kita selalu sesuai dengan apa yang telah disyariatkan oleh Allah dan RasulNya n. Apalagi yang kita harapkan kecuali mendapatkan kecintaan dari Allah, mendapatkan kemuliaan dari Allah, mendapatkan naungan ‘Arsy Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naunganNya, meraih manisnya Iman, mendapatkan kesempurnaan iman dan masuk ke dalam SurgaNya yang tinggi. Semoga Allah selalu memberkahi dan merahmati kita. Amiin.

    ุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ูˆَู…َู„ุงَุฆِูƒَุชَู‡ُ ูŠُุตَู„ُّูˆْู†َ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ، ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡ุงَ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆْุง ุตَู„ُّูˆْุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„ِّู…ُูˆْุง ุชَุณْู„ِูŠْู…ًุง. ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ุฃَุฌْู…َุนِูŠْู†َ. ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุบْูِุฑْ ู„ِู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ ูˆَุงู„ْู…ُุคْู…ِู†َุงุชِ ูˆَุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ ูˆَุงู„ْู…ُุณْู„ِู…َุงุชِ ุงْู„ุฃَุญْูŠَุงุกِ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ูˆَุงْู„ุฃَู…ْูˆَุงุชِ، ุฅِู†َّูƒَ ุนَู„َู‰ ูƒُู„ِّ ุดَูŠْุกٍ ู‚َุฏِูŠْุฑٌ. ุฑَุจَّู†َุง ุงุบْูِุฑْ ู„َู†َุง ูˆَู„ุฅِุฎْูˆَุงู†ِู†َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุณَุจَู‚ُูˆْู†َุง ุจِุงْู„ุฅِูŠْู…َุงู†ِ ูˆَู„ุงَ ุชَุฌْุนَู„ْ ูِูŠْ ู‚ُู„ُูˆْุจِู†َุง ุบِู„ุงًّ ู„ِّู„َّุฐِูŠْู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆْุง ุฑَุจَّู†َุง ุฅِู†َّูƒَ ุฑَุกُูˆْูٌ ุฑَّุญِูŠْู…ٌ. ุฑَุจَّู†َุง ุงุบْูِุฑْ ู„َู†َุง ูˆَู„ِูˆَุงู„ِุฏَูŠْู†َุง ูˆَุงุฑْุญَู…ْู‡ُู…َุง ูƒَู…َุง ุฑَุจَّูŠَุงู†َุง ุตِุบَุงุฑًุง. ุฑَุจَّู†َุง ุขุชِู†َุง ูِูŠ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุญَุณَู†َุฉً ูˆَูِูŠ ุงู„ุขุฎِุฑَุฉِ ุญَุณَู†َุฉً ูˆَู‚ِู†َุง ุนَุฐَุงุจَ ุงู„ู†َّุงุฑِ. ุณُุจْุญَุงู†َ ุฑَุจِّูƒَ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนِุฒَّุฉِ ุนَู…َّุง ูŠَุตِูُูˆْู†َ، ูˆَุณَู„ุงَู…ٌ ุนَู„َู‰ ุงู„ْู…ُุฑْุณَู„ِูŠْู†َ ูˆَุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠْู†َ.
    ุนِุจَุงุฏَ ุงู„ู„ู‡ِ، ุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ูŠَุฃْู…ُุฑُูƒُู…ْ ุจِุงู„ْุนَุฏْู„ِ ูˆَุงْู„ุฅِุญْุณَุงู†ِ ูˆَุฅِูŠุชَุขุฆِ ุฐِูŠ ุงู„ْู‚ُุฑْุจَู‰ ูˆَูŠَู†ْู‡َู‰ ุนَู†ِ ุงู„ْูَุญْุดَุขุกِ ูˆَุงู„ْู…ُู†ูƒَุฑِ ูˆَุงู„ْุจَุบْูŠِ ูŠَุนِุธُูƒُู…ْ ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชَุฐَูƒَّุฑُูˆْู†َ. ูَุงุฐْูƒُุฑُูˆุง ุงู„ู„ู‡َ ุงู„ْุนَุธِูŠْู…َ ูŠَุฐْูƒُุฑْูƒُู…ْ ูˆَุงุณْุฃَู„ُูˆْู‡ُ ู…ِู†ْ ูَุถْู„ِู‡ِ ูŠُุนْุทِูƒُู…ْ ูˆَู„َุฐِูƒْุฑُ ุงู„ู„ู‡ِ ุฃَูƒْุจَุฑُ.

    »»  read more